Minggu, 07 Juli 2013

blue,gray and jet black

Musim hujan telah menghampiri kota ini,
Tepatnya 2th setelah kelulusanku ditingkat menengah pertama,
Handphone ku bergetar terdapat 1 sms dari nomor yg tak kukenal.

Hai deka, ini sahabatmu carlo valendrosa junior..

aku tercengang membaca sms itu, nyaris tak percaya sahabatku di smp yang entah 2 th tak ada kabar tiba-tiba muncul lagi,
aku diam hingga lupa utk membalas,
begitu sadar tanganku mengetik dg cepat,

waaahh how are you?
I thought you forgot me ahaha..



ku klik send,dan aku menunggu balasannya,
lumayan cepat handphoneku kembali bergetar,
balasan darinya cepat-cepat ku buka..

you kidding me?
how could I forget about you hehe


Setelah sms malam itu kita berencana utk bertemu,
tentu saja bukan cuma kita berdua,karena dulu di smp kita sahabatan berenam,
semakin sering bertemu antara aku dg carlo,
karena diantara kita berenam kami berdualah yg lebih sering utk bertemu,
itu dikarenakan kita sama-sama sedang mengurus year book di sekolah masing-masing dan ternyata studio yg sekolah kita pakai sama,
mungkin kebetulan saja,

ditengah-tengah kedekatan kita berenam,
aku mendengar kabar burung soal dendy salah satu dari kita berenam,
dia di gosipkan homo,
aku kaget mendengar kabar itu,

dek, kamu tau ngga itu si dendy kan homo,di sekolahnya dia terkenal banci,
bahkan semua cowo di sekolahnya takut dekat-dekat dengannya, "oliv berbicara dg nada meyakinkan

aku tak mudah percaya walaupun sebenarnya was-was juga,
buru-buru ku ambil handphone ku dan ku kabari dina,zena,elis dan carlo,
kita berlima langsung memburu rumah dendy utk menanyakan kabar itu,
dg pelan kuketuk pintu rmh dendy,
tak ada jawaban,lalu ku ulang lagi,
rumah dendy memang sepi mungkin  karena keluarga itu beranggotakan sedikit.
tiba-tiba pintu terbuka,
senyum ramah seorang ibu yg lama tak ku lihat,

"Assalamu'allaikum tante.."dg lembut ku berikan salam pada ibu dendy.

"Wa'alaikumsalam, temen-temennya dendi ya ?" dg tanggap ibu dendy menjawab.

"iyaa tanteeee.." jawab kami bebarengan.

"dendy ada tante?" zena tak sabaran menanyakan dendy.

"ooh iya ada silahkan masuk dulu" jawab ibu dendy sambil berjalan masuk utk memanggil dendy.

"Dendy..ada temenmu niih "suara ibu dendy sedikit berteriak

Akhirnya dendy keluar dg rambut acak-acakan menandakan dia bangun tidur,

"ehh kalian ada apaan niih tumben-tumbenan pada maen di mari ???"tampang lugunya keluar,

"yeee kita kangen ama lu,jadi kita pada maen kesini" ucapan elis sedikit menenangkanku.

"halaahh sok manis lu lis,biasanya juga lu mao minta makan gratis hahaha" jawaban dendy membuat kita tertawa.muka elis merah padam dan seketika bibirnya maju.

"ayoo ini di minum tehnya lumayan buat ngangetin badan" ibu dendy keluar dg membawa nampan berisi teh hangat dan banyak camilan.

"waaahhh tante bikin enak ajah" carlo berucap sambil ngeloyor mengambil makanan.
Obrolan kita semakin tak jelas,sesekali tawa kita terdengar sangat keras.
kebiasaan dari dulu diantara kita berenam memang aku lah yg paling diam.
aku rasa ini saatnya berbicara hal yg lebih penting daripada bergurai terus-terusan.
aku berpindah tempat duduk dari sebelah elis ke sebelah dendy,
yang lain pun menyadari apa yg aku lakukan,semuanya diam.
tatapan dendy yg tadi biasa kini berubah menjadi tatapan bingung,

"kenapa dek? kangen banget ya sama aku ? "pertanyaan dendy sedikit meledek.

"mmmm sebenernya kita datang kesini cuma pengen nanya sesuatu sama kamu.." nadaku pelan

"tanya soal apaan? "dendy semakin penasaran.

"but you don't get mad" pintaku.

"iyaaa.."dendy tak sabar mendengar pertanyaanku.

dengan pelan ku jelaskan,dan dia paham akan pertanyaanku,untung ruang tamu rumah dendy sepi.
mungkin ibunya sedang di dapur,karena biasanya kalau ada teman dendy yg main pasti akan di buatkan makanan spesial olehnya.

"kabar itu semuanya benar tak ada yang salah sedikitpun" dg nada berat dendy akhirnya menjawab,
"does your mother know all about this?" tanyaku
"yes my mom knows everything.." jawabnya dg pandangan sedih

bersambung ~

Setelah Dendy menceritakan semua tentang ketidak normalannya,
kami merasa punya tanggungjawab utk membuatnya normal kembali.

Sepulang sekolah carlo akan menjemputku, dia bilang akan mencarikan seseorang yg bisa menyembuhkan Dendy, semacam psikolog.
Aku menghubungi Dina,Elis & Zena tapi ternyata mereka tidak bisa menemani kami berdua karena banyak tugas sekolah, kami maklum karena saat itu kami memang akan menghadapi Ujian Sekolah.

                                               ***

Di perjalanan aku banyak bertanya pada carlo, dmn tempat psikolog itu, apa dia pernah menyembuhkan org sebelumnya, apa dia sudah berkeluarga, dan mungkin sampai hal yg tak penting juga aku tanyakan.


"kamu lagi nanya apa ngajak ribut sih dek ? " carlo dg nada kesal
"Sorry sorry abisnya kamu diem banget, brasa naek ojeg aku ahahaha " tawaku terdengar keras
Cuaca saat itu memang mendung sekali, bisa dikatakan hujan sudah bersiap - siap utk turun.

"Ya yaa yaaahhhhhh ujaaannnnnn !!! " suara carlo menghentikan tawaku
"Terus gimana ? mau berenti dulu apa gimana ? "tanyaku
" Gausah bentar lagi nyampe kok, mmm tapi aku lupa rumahnya sebelah mana dek? "suara carlo terdengar bingung
"Aaiissssshhhh, coba inget - inget lagi, cat rumahnya warna apa? gerbangnya mungkin kmu inget? "aku membantunya mengingat
Tapi sepertinya sahabatku yg ini benar-benar lupa, mungkin sudah tiga kali kami mengitari perumahan itu.
akhirnya kami memutuskan utk berhenti, dan kulihat dia sedang mengutak-atik handphone nya.
" Yeeepppp. ayo lanjuuttt ! "semangat sekali dia
" udah tau emang? dijamin ga nyasar lagi ? "tanyaku sambil menaikan alis mata
" yakiinnn ibuuuu dekaaaaa ! "mantep jawabannya
" okay, marriiii pak " balasku
Kami berhenti di suatu rumah dan itu memang sudah kami lewati tadi,baju kami basah kuyup utk masuk ke rumah itu rasanya tidak enak, tapi tiba-tiba pintu rumah itu terbuka kulihat seorang pria dengan postur tinggi, putih,berjenggot dan tak terlihat muda lagi tersenyum pada kami.

" mari masuk jangan di luar terus " sapaanya hangat sekali
" iya pak terimakasih " 
Kami masuk dan tidak terlalu banyak basa-basi, psikolog itu menyarankan kami utk membujuk Dendy supaya dia mau sembuh tanpa paksaan tentunya.
 " Kalo misalkan Dendy sudah mau dan berkeinginan sembuh, silahkan kalian kesini lagi bersama Dendy ya.." saran psikolog itu
" Siap pak, semoga kami bisa membujuk Dendy "jawab carlo
" Carlo ini cewemu? " pertanyaan psikolog itu membuatku terkejut
" mmm bukan bukaan saya temennya pak " aku menyerobot utk menjawab
carlo hanya tersenyum
Kami memutuskan utk pulang walopun di luar masih hujan.
                                                            
                                                 ***
" Dek..? " carlo memanggilku
" apa ? " jawabku
" Laperrrrrrrr " nadanya memelas sekali
" Sama, hayookk aku lagi pengen mie ayam ceker niih " rengekku
" okayyy. berangkattttt !

Kita sampai d tempat mie ayam, saat itu hujan masih sangat deras.Sambil menunggu pesanan kita datang sesekali kami bercerita soal sekolah kami masing-masing.

dan entah kenapa obrolan kita menjalar hingga kisah cintanya carlo yg ternyata udah punya mantan 6, sedangkan aku pacaran aja belum pernah. kami berbeda sangat berbeda mungkin karena dia cowo dan aku cewe jadi masa utk move on dia sangat cepat.
Pesanan kita dateng, harum sekali baunya 2 mangkuk mie & 6 ceker ayam benar-benar yummiiiii,
kami saling bertatap dan siap utk melahap semuanya.
mungkin karena aku sangat lapar, sampai-sampai aku tak sadar dg cara makanku,
tiba-tiba tangan carlo mengusap ujung bibirku.
aku kaget dan buru-buru kuambil tissu,sempat diam aku berpikir hal seperti ini hanya ada di novel atau film drama Queen saja.
Entahlah saat aku menatap mata carlo saat itu, jantungku terasa geli mukaku terasa panas, mungkin aku yg terlalu berlebihan.
" Kamu gabisa makan ceker pake sumpit ? " pertanyaan carlo menghentikan lamunanku
" mmm iyaaa iyaaa aku kurang ahli kalo makan ceker pake sumpit hehee " suara ku sedikit kaget
akhirnya carlo mengajariku, menggelikan sekali ini sungguh menggelikan.
kami selesai makan dan ternyata baju yg kita pakai juga sudah lumayan kering jadi basah lagi karena di luar masih hujan,betapa dinginnya badan ini hingga menggigil, kulihat carlo juga kedinginan.

Setelah hari itu, kami benar-benar berfikir bagaimana membujuk dendy utk sembuh.

Bersambung ~



                                                      * * *
Satu minggu setelah kami ke psikolog ditengah kesibukan kami mempersiapkan Ujian tiba - tiba HP ku bergetar, tak lama ku buka sms dari Carlo ternyata

Abis les nanti aku ke rumahmu ya dek,
kita ketempat Elis buat bahas soal dendy

saat itu aku sedang belajar, sempat bingung mau bales apa tapi ternyata jariku sudah mengetik dg lihai lebih lihai dri kecepatan otakku

mmm okay deeh,
 
tepat pukul 19.00 dia datang kerumahku,
kami langsung pergi ketempat Elis uuntuk membahas Dendi, seperti biasa Elis tak pernah bisa serius. Yang dia lakukan hanya meledekku dengan carlo,
yaa memang akhir - akhir ini kita memang sering bersama, dan mungkin benar antara cowo dan cewe tak pernah bisa bersahabat.
dan memang aku merasa nyaman dengan carlo, bukan sebatas nyaman sebagai sahabat.
tapi aku merasa carlo juga merasakan hal yang sama,atau mungkin itu cuma perasaanku.

Seminggu lagi kita Ujian Nasional, kita akan melepas si abu - abu dengan bahagia.
ditengah kesibukan mempersiapkan Ujian carlo tetap kerumahku, kita belajar bersama karna keahlianku di Mapel Bahasa Indonesia dia memintaku mengajarinya.
Sore itu hujan bukannya belajar kita malah bermain - main, carlo akan menebak sifatku dg satu permainan,

" Okay dek,keluarin semua benda kecil di tasmu " pintanya

dengan mengerutkan jidat aku menurutinya, aku keluarkan semua pensil,penghapus,rautan, bolphoint & jepit rambut.dia menata semua itu berderet membentuk barisan rapih.

" Sekarang kamu pilih salah satu " suruhnya lagi.

" mainan apaan sii ini? bikin penasaran aja deehhh " nadaku terdengar kesal

" Udah nurut aja, biar cepet " carlo memaksa

" Okay baiklah.." dengan malas aku mengambil jepit rambut yg posisinya paling dekat dg posisiku

" Siip, Aku mau ngebaca sifat kamu, " gayanya seperti dukun dan memejamkan mata "

"ayooo buruaann, malah tidur lagii " aku toyor dia

" iyaaa bawel, mmmm kamu tadi ambil jepit rambut posisinya paling dekat dengan kamu itu artinya kamu orang yang sederhana, gamau repot suka yg simple. yekaaannn ??? " dia senyum sekarang

aku diam, sambil menatap carlo sambil mendekatkan mukaku ke mukanya dan hening satu detik kemudian,

" huahhahahhhhaaahaaaaaaaaaa kamu dukun yaaa? pantes sok tauu ! " tawaku mengejutkan carlo

carlo hanya menggaruk - nggaruk kepalanya yg sebenarnya tidak gatal.

 Ga terasa empat hari yang menegangkan berlalu, Ujian berakhir aku optimis bisa lulus.
Setelah Ujian ada acara berdoa bersama disekolah sudah tiga hari freeday berlalu, ketika sedang di Aula Sekolah ibuku menelephonku menyuruh utk segera pulang.
aku pulang dan terlihat dirumahku ramai orang, opahku yg tersayang telah berpulang dengan tenang,
Rumahku penuh tangis, begitu juga denganku.
Tapi carlo selalu ada bersamaku membiarkan pundaknya basah oleh tangisku.
Tiga hari setelah opah meninggal carlo mengajakku pergi, aku tau dia ingin menghiburku, dia mengajakku ke danau,
Sekali lagi aku merasakan nyaman yang teramat sangat, senyumku tak pernah lepas ketika bersamanya.
tapi aku hanya bisa menutupi perasaanku,

( *Hari ini ku akan menyatakan cinta, 
nyatakan cintaa, aku tak mau menunggu terlalu lama terlalu lamaaa* )

pagi ini lagu vierra berhasil membuatku semangat untuk memastikan hubunganku dengan carlo, yaa kebetulan siang ini dia mengajakku nonton di bioskop.
Carlo menjemputku kamipun ke bioskop karna telat datang lampu teater sudah padam, carlo menggandeng tanganku, jarinya masuk kesela - sela jariku.
jantungku terasa berdetak, perutku berdesir kakiku gemetar, ini kali pertama aku bergandengan dg cowo,
kami duduk menikmati film tapi entah aku salah fokus, pikiranku bukan utk film tapi utk perasaanku ke carlo.
aku bingung harus memulai obrolan darimana, dan sepertinya carlo melihat gelagatku duduk tidak tenang dan bolak - balik memandang carlo,
" Ehem knp dek ? " pertanyaan carlo mengagetkanku
" hah? eng eng enggak papa " nadaku terlihat kaku
" oohh kirain ada apa hehe " carlo sambil mengacak - acak poniku
 tiba - tiba tanganku menggenggam tangan carlo, aku gugup tapi tiba - tiba tangan carlo yg satu menggenggam tanganku lebih erat,
" carlo, apa hubungan kita hanya sebatas sahabat ? "tanyaku
" knp ? gini aku mau ngelanjutin kuliahku di Jakarta kita akan berjauhan apa kamu sanggup ngejalanin semua itu ? "
 aku diam sejenak " aku pasti bisa aku sayang sama kamu aku sadar rasa nyaman yg selalu aku rasain ke kamu bukan hanya sebatas sahabat " nada bicaraku terdengar hati - hati.
( tiba - tiba carlo mengecup keningku )
" kita jalanin bareng - bareng yaaaa " ucapan carlo membuat pipiku merah untung lampu teater padam.
Entahlah sepulang dari biokop aku merasakan bahagia yg teramat sangat, ternyata gini rasanya punya pacar ini first love buatku dan first love ku adalah sahabatku sendiri " Carlo "

Bersambung ~


 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar